Seorang
perempuan cantik yang sering wira wiri dunia perfilman, membuktikan
kemampuannya sejak tahun 2002 secara serius menggarap film Layar Anak di salah
satu televisi swasta di Indonesia, siapa yang menyangka dia adalah seorang
sarjana lulusan teknik? Mari kita telusuri jejak kaki perjalanan hidup seorang
Tyas Abiyoga-Moein.
Sedari
kecil, Tyas memang sudah memiliki ketertarikan di bidang teknik. Dipilihlah
jurusan Teknik dan Manajemen Industri dengan pemikiran ingin mempelajari ilmu
yang juga berkaitan dengan manajemen. Sebagai mahasiswa Institut Teknologi
Indonesia, Tyas pun sempat bekerja sebagai pegawai magang di sebuah pabrik alat
berat di Bekasi. Setelah lulus, perempuan kelahiran 20 Agustus ini bekerja di
Foxboro Indonesia, sebuah perusahaan Amerika yang bergerak di bidang Control
System, sebagai seorang Sales Engineer.
Tyas
juga sempat bekerja di perusahaan e-Commerce yang berbasis di Philippine, yaitu
Global Sources, sebagai Production Assistant. Siapa yang menduga, bahwa di
dalam diri Tyas rupanya mengalir darah seni yang berasal dari ibunya. Sang ibu
rupanya sangat dekat dengan dunia film, hal ini yang membuat Tyas membulatkan
tekad dan merasa sanggup untuk masuk ke dunia perfilman.
“Awalnya
diajak seorang teman, salah seorang Direksi di Indika Entertainment. Selepas
itu, melanjutkan jalan sendiri dengan teman yang sudah menjalankan Production
House, yaitu PT. Vito Production.”, Tyas memang tidak bergurau, terjun ke dunia
seni sepanjang karirnya sejak tahun 2002, ia berulang kali menjadi Script
Writer dan Producer untuk film-film yang sukses di pasaran.
Sebagai
Producer lepas, Tyas bergabung dengan perusahaan ibunya, PT. Bumi Prasidi dan
mulai masuk ke produksi film layar lebar dengan film Nagabonar (jadi) 2.
Selanjutnya dengan bendera PT. Vito Production bekerja sama dengan Indika
Pictures memproduksi film Kambing Jantan. Kemudian kembali dengan PT. Bumi
Prasidi dengan Alumni ITB memproduksi film Bahwa Cinta itu Ada.
Berkecimpung
di dunia perfilman, Tyas melihatnya sebagai proses kreatif yang sangat menarik
untuk dilewati. Mulai dari pengembangan konsep dan cerita sampai promo film,
Tyas juga sangat menikmati bekerja dengan tim yang memiliki karakter dan ritme
yang berbeda-beda, sehingga pengalaman yang ia miliki menjadi banyak.
Mengenai
otak kanan dan kiri, perempuan yang tengah menggarap film Mertua ini merasa
bahwa otak kiri yang dimilikinya sangat membantu saat melewati proses kreatif,
khususnya untuk posisi sebagai seorang Producer. “Namun, otak kananlah yang
mendorong kreatif yang bebas dan kadang tidak terbatas, sementara dalam proses
sebuah produksi film khususnya di Indonesia dibutuhkan batasan-batasan dan
perhitungan yang sangat ketat karena semuanya terkait dengan unsur manajemen
dan ekonomi.”, begitu Tyas menjelaskan.
Pendapat
Tyas mengenai teknologi dalam industri film, seperti proses produksi yang harus
terus berkembang maupun proses paska produksi canggih yang dibutuhkan untuk
menghasilkan film berkualitas sedikit banyak memang muncul dari pemikiran
seorang sarjana lulusan Teknik.
Meningkatkan
kekuatan otak kiri maupun kanan, Tyas memiliki beberapa tips yang mungkin bisa
juga kita terapkan. Salah satunya adalah melatih gerakan tubuh dan keseimbangan
dengan menari dan juga dengan mendengarkan musik. Bisa dilakukan dimana saja,
di tempat kerja, di dalam mobil, atau cukup menggunakan gadget untuk menikmati
lantunan musik yang juga bisa menyegarkan fikiran.
Tyas
sendiri sebenarnya terlahir sebagai sosok yang ‘exact’, begitu dia
mengkategorikan dirinya sendiri. Semua dilakukan dengan perhitungan, perencanan
dan pemikiran yang panjang. Tapi mungkin karena dalam Teknik Industri ia
mendapatkan ilmu manajemen juga jadi banyak sekali yang bisa diterapkan dalam
bekerja terutama saat perencanaan seperti perencanaan jadwal, proses produksi,
manajemen waktu dan lain-lain.
Keluarga dan orang terdekat memang sangat mendukung apapun pekerjaan
yang dilakukan oleh perempuan yang pernah mengenyam ilmu di Pusat Pendidikan
Film dan Televisi ini. Malahan waktu lebih fleksibel untuk menikmati hidup dan
menghabiskan saat berkualitas bersama keluarga yang dicintai.
Saat
ini Tyas sibuk menyiapkan beberapa film, yang menurut target bisa tayang akhir
tahun ini dan awal tahun depan. Mengenai proses pembuatannya sendiri, ia
berpendapat bahwa manajemen manusia adalah hal yang paling penting, karena
bidang ini betul-betul harus dijalani dengan kerja teamwork dengan berbagai
skill dan karakter manusia yang berbeda-beda.
Agama,
keluarga, dan pekerjaan, tiga hal yang terpenting untuk Tyas saat ini. Tentunya
dunia perfilman Indonesia saat ini sudah memiliki penggerak yang penting untuk
mendongkrak kualitas yang kita butuhkan di mata dunia internasional, yaitu
seorang Tyas Abiyoga-Moein yang akan terus berkarya dan sukses!
Aurelia Tiara.W
Diterbitkan di Inspirasi Insinyur Juni 2013
No comments:
Post a Comment