Tuesday, June 25, 2013

Penggerak Dunia Perfilman Indonesia, Seorang Sarjana Tekhnik, Seorang Tyas Abiyoga-Moein


Seorang perempuan cantik yang sering wira wiri dunia perfilman, membuktikan kemampuannya sejak tahun 2002 secara serius menggarap film Layar Anak di salah satu televisi swasta di Indonesia, siapa yang menyangka dia adalah seorang sarjana lulusan teknik? Mari kita telusuri jejak kaki perjalanan hidup seorang Tyas Abiyoga-Moein.

Sedari kecil, Tyas memang sudah memiliki ketertarikan di bidang teknik. Dipilihlah jurusan Teknik dan Manajemen Industri dengan pemikiran ingin mempelajari ilmu yang juga berkaitan dengan manajemen. Sebagai mahasiswa Institut Teknologi Indonesia, Tyas pun sempat bekerja sebagai pegawai magang di sebuah pabrik alat berat di Bekasi. Setelah lulus, perempuan kelahiran 20 Agustus ini bekerja di Foxboro Indonesia, sebuah perusahaan Amerika yang bergerak di bidang Control System, sebagai seorang Sales Engineer. 

Tyas juga sempat bekerja di perusahaan e-Commerce yang berbasis di Philippine, yaitu Global Sources, sebagai Production Assistant. Siapa yang menduga, bahwa di dalam diri Tyas rupanya mengalir darah seni yang berasal dari ibunya. Sang ibu rupanya sangat dekat dengan dunia film, hal ini yang membuat Tyas membulatkan tekad dan merasa sanggup untuk masuk ke dunia perfilman.

“Awalnya diajak seorang teman, salah seorang Direksi di Indika Entertainment. Selepas itu, melanjutkan jalan sendiri dengan teman yang sudah menjalankan Production House, yaitu PT. Vito Production.”, Tyas memang tidak bergurau, terjun ke dunia seni sepanjang karirnya sejak tahun 2002, ia berulang kali menjadi Script Writer dan Producer untuk film-film yang sukses di pasaran.

Sebagai Producer lepas, Tyas bergabung dengan perusahaan ibunya, PT. Bumi Prasidi dan mulai masuk ke produksi film layar lebar dengan film Nagabonar (jadi) 2. Selanjutnya dengan bendera PT. Vito Production bekerja sama dengan Indika Pictures memproduksi film Kambing Jantan. Kemudian kembali dengan PT. Bumi Prasidi dengan Alumni ITB memproduksi film Bahwa Cinta itu Ada.

Berkecimpung di dunia perfilman, Tyas melihatnya sebagai proses kreatif yang sangat menarik untuk dilewati. Mulai dari pengembangan konsep dan cerita sampai promo film, Tyas juga sangat menikmati bekerja dengan tim yang memiliki karakter dan ritme yang berbeda-beda, sehingga pengalaman yang ia miliki menjadi banyak.

Mengenai otak kanan dan kiri, perempuan yang tengah menggarap film Mertua ini merasa bahwa otak kiri yang dimilikinya sangat membantu saat melewati proses kreatif, khususnya untuk posisi sebagai seorang Producer. “Namun, otak kananlah yang mendorong kreatif yang bebas dan kadang tidak terbatas, sementara dalam proses sebuah produksi film khususnya di Indonesia dibutuhkan batasan-batasan dan perhitungan yang sangat ketat karena semuanya terkait dengan unsur manajemen dan ekonomi.”, begitu Tyas menjelaskan.

Pendapat Tyas mengenai teknologi dalam industri film, seperti proses produksi yang harus terus berkembang maupun proses paska produksi canggih yang dibutuhkan untuk menghasilkan film berkualitas sedikit banyak memang muncul dari pemikiran seorang sarjana lulusan Teknik.

Meningkatkan kekuatan otak kiri maupun kanan, Tyas memiliki beberapa tips yang mungkin bisa juga kita terapkan. Salah satunya adalah melatih gerakan tubuh dan keseimbangan dengan menari dan juga dengan mendengarkan musik. Bisa dilakukan dimana saja, di tempat kerja, di dalam mobil, atau cukup menggunakan gadget untuk menikmati lantunan musik yang juga bisa menyegarkan fikiran.

Tyas sendiri sebenarnya terlahir sebagai sosok yang ‘exact’, begitu dia mengkategorikan dirinya sendiri. Semua dilakukan dengan perhitungan, perencanan dan pemikiran yang panjang. Tapi mungkin karena dalam Teknik Industri ia mendapatkan ilmu manajemen juga jadi banyak sekali yang bisa diterapkan dalam bekerja terutama saat perencanaan seperti perencanaan jadwal, proses produksi, manajemen waktu dan lain-lain.

Keluarga dan orang terdekat memang sangat mendukung apapun pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan yang pernah mengenyam ilmu di Pusat Pendidikan Film dan Televisi ini. Malahan waktu lebih fleksibel untuk menikmati hidup dan menghabiskan saat berkualitas bersama keluarga yang dicintai.

Saat ini Tyas sibuk menyiapkan beberapa film, yang menurut target bisa tayang akhir tahun ini dan awal tahun depan. Mengenai proses pembuatannya sendiri, ia berpendapat bahwa manajemen manusia adalah hal yang paling penting, karena bidang ini betul-betul harus dijalani dengan kerja teamwork dengan berbagai skill dan karakter manusia yang berbeda-beda.

Agama, keluarga, dan pekerjaan, tiga hal yang terpenting untuk Tyas saat ini. Tentunya dunia perfilman Indonesia saat ini sudah memiliki penggerak yang penting untuk mendongkrak kualitas yang kita butuhkan di mata dunia internasional, yaitu seorang Tyas Abiyoga-Moein yang akan terus berkarya dan sukses!


Aurelia Tiara.W

Diterbitkan di Inspirasi Insinyur Juni 2013

No comments:

Post a Comment