Kunang-kunang mungkin bersinar di
malam hari, tapi sulit dijelaskan oleh kata-kata bagaimana sesosok perempuan
bisa bersinar bahkan di siang menuju sore hari, tanpa make up berlebihan atau
bahkan aksesoris menyolok.
Matahari perlahan beranjak turun
walau baru pukul 15.00 WIB, saya sedang duduk di ruang tunggu gedung MD
Entertainment, ketika seorang perempuan dengan rambut melebihi bahu menyapa
saya dan para wartawan yang tengah menunggu sesi wawancara dengan pengusaha
miliarder, Merry Riana.
Detik pertama dia memasuki ruangan, muka
oriental yang dimilikinya sudah berhiaskan senyum yang sama manisnya dengan
gaun bermotif bunga dan blazer berwarna pink yang ia kenakan. Lagi-lagi,
pengusaha miliarder, penulis buku terlaris, motivator wanita nomer satu di
Asia, ah semuanya nampak begitu banyak walau nyata adanya dalam sosok yang
mungil itu.
Kami kemudian pindah ke lantai
atas, dimana Manoj Punjabi sebagai direktur MD bergabung dalam wawancara kami,
sehubungan dengan didaulatnya Merry Riana dalam penciptaan film terbaru di
bawah naungan MD Pictures, dengan judul Merry Riana; Mimpi Sejuta Dollar. Ya,
sekali lagi MD Pictures berharap akan meraup keuntungan dengan memfilmkan
sebuah buku, tapi tidak sembarang buku. Melainkan buku yang mengisahkan
perjalanan hidup Merry Riana, yang mencapai kesuksesan sebelum berusia 30
tahun.
Merry Riana yang kerap dipanggil
Ria oleh keluarganya, terlahir di keluarga yang berkecukupan. Namun seiring
pertumbuhannya menjadi anak remaja, Ayah Merry tersingkir dari posisi di
pekerjaannya, lalu memutuskan untuk bekerja sendiri. Dari situlah keluarga
mereka mulai mengalami perubahan, tinggal di rumah baru yang lebih kecil,
menjalani hidup yang sederhana.
Ketika tragedi Mei 1998 terjadi,
orangtua Merry memutuskan untuk mengirim Merry sekolah di Singapura. Dimana
Merry yang belum terlalu fasih berbahasa Inggris dan bermodalkan uang saku 10
dollar seminggu harus bertahan hidup. Belum lagi hutang pendidikan yang nanti
harus dibayarkannya setelah lulus berjumlah lumayan besar, yaitu sebanyak
40.000 dollar atau 300 juta rupiah.
Namun Merry membuktikan bahwa
kekuatan cinta yang dimilikinya mampu membuatnya tidak sekedar bertahan,
melainkan menjadi sosok yang sukses dan memperoleh financial freedom sebelum berusia 30 tahun. Perjuangan Merry tidak
dimulai dengan hal-hal besar, melainkan mengisi waktu di luar jam kuliah dengan
bekerja apa saja.
Sebutlah, membagikan brosur, bekerja di florist, menjadi pelayanan untuk
mengurus banquet, menjadi sales, menjual produk MLM sampai
akhirnya menjual produk finansial, semua dilakoni Merry. Sampai akhirnya di
tahun 2004, ia memiliki Merry Riana Organization yang membuat segalanya
berjalan dinamis. Tahun 2006, Merry dinobatkan sebagai profesional termuda dengan
penghasilan besar di Singapura, yaitu sebanyak 1 juta dollar!
Perjuangan dan kerja keras, serta
keberhasilan Merry, tidak terlepas dari peranan bangku kuliahnya dahulu. Merantau
ke Singapura tahun 1998, Merry lulus dengan nilai yang sangat baik, Second Upper
Honours dari Nanyang Technology University dengan titel sarjana Teknik,
berjurusan Teknik Elektro.
Walaupun Merry hanya sempat
mengecap pengalaman bekerja yang berkaitan dengan jurusan yang diambilnya
selama magang di Microl Seminconductor Pte Ltd, namun diakui Merry bahwa
pembelajaran di fakultas tekniklah yang membuat mampu berfikir logis terhadap
semua permasalahan yang ada.
“Sedikit banyak berkaitan, karena
seperti kata orang, kuliah di teknik membuat kita lebih logis dalam berfikir.
Begitu juga tiap kali saya menghadapi berbagai persoalan, saya hanya berfokus
pada tujuan dan berfikir secara logis apa yang bisa menjadi solusi dari
hambatan tersebut.” jelas Merry ketika ditanya adakah kaitannya kuliah yang
diambilnya dengan keberhasilan yang telah ia capai.
Tidak habis-habisnya Merry
tersenyum di sesi wawancara yang juga didampingi oleh suami terkasih, Alva;
ayah dari kedua anaknya. Pencapaian Merry memang luar biasa. Selama lima tahun
terakhir, Merry telah memotivasi dan melatih lebih dari 50.000 profesional,
manajer, eksekutif, pengusaha, ‘salespeople’, guru dan mahasiswa untuk
memanfaatkan kekuatan pribadi mereka dan mencapai keunggulan di berbagai
bidang.
Beberapa klien korporat Mery
termasuk Agung Sedayu Group, Citibank, Prudential Indonesia, Suara Pembaruan,
Oriflame, CNI, Yamaha, Soho, ITB, Universitas Tarumanegara, New Hope Ministry,
Indonesia Professional Association dan puluhan lainnya. Kepercayaan mereka
terhadap Merry tentu didasari berbagai penghargaan yang didapatkannya.
Dalam industri keuangan, Merry
dikenal sebagai seseorang yang sering memecahkan rekor. Ia adalah penerima
sejumlah penghargaan yang bergengsi seperti StarClub President, Top Rookie
Consultant of the Year Award, Top Rookie Manager of the Year Award, Top Manager
of the Year, Agency Development Award dan penghargaan-penghargaan terus bergulir
untuk sosok yang hangat dan ceria ini. Belum lagi kegiatan sosial yang
ditekuninya.
Pada tahun 2007, Merry
meluncurkan album pertamanya, “A Christmas Gift” bersama kelompok muda mudi gereja
untuk membantu mereka menggalang dana. Buku pertamanya ‘A Gift From A Friend’
menjadi best seller, yang kemudian
banyak ia sumbangkan. Energinya untuk berbagi begitu meluap dari dirinya.
Bahkan melalui tiap kata yang ia ucapkan.
“Saat ini saya tengah sibuk
mengerjakan Merry Riana Show dan Merry Riana Campus Ambassador, untuk
memberikan langsung motivasi dan bahkan mementori anak muda yaitu mahasiswa.
Seminar keliling Indonesia juga kerap kali dilakukan.” Merry mengungkapkan apa
saja kesibukannya di Jakarta. Maklum, sampai saat ini Merry masih harus bolak
balik Jakarta-Singapura karena ia masih terikat kontrak untuk tinggal di
Singapura.
Motto yang selalu diusungnya,
yaitu Touching Hearts Changing Lives,
terbukti dalam setiap kegiatannya. From Zero
to Hero, tema yang begitu disukai Manoj Punjabi dalam film yang akan
digarapnya, sungguh mencerminkan siapa Merry Riana. Bukan film depresif
mengenai penderitaan hidup yang berujung sukses, melainkan film yang bisa
menjadi contoh dan teladan.
Bila seorang Merry Riana yang
memulai perjuangannya dalam kondisi sangat prihatin saja bisa, apalagi kita
yang mungkin memiliki starting point
lebih baik lagi. Tidak ada kata terlambat, dan kita pasti bisa.
Merry Riana; seorang marketer
sejati, sosok yang kuat dan pemimpi yang berani, seperti apa yang digambarkan
oleh Manoj Punjabi, saya yakin siapa saja tidak sabar menunggu kisah hidupnya
di layar lebar tahun 2013 ini.
Keep on dreaming and reach for the highest, Merry. You are the living
proof for us!
Diterbitkan di majalah Inspirasi Insinyur Maret 2013
Penulis : Aurelia Tiara Widjanarko S.Sos MM
No comments:
Post a Comment